Batam – Kota Batam tengah bersiap menyambut perhelatan penting dalam lanskap dakwah lokal dan kepemimpinan umat melalui Musyawarah Besar (Mubes) IX Persatuan Muballigh Batam (PMB). Acara yang dijadwalkan berlangsung pada Ahad, 7 September 2025, di Aula Yayasan Ibnu Sina ini tak sekadar menjadi forum internal organisasi, melainkan wadah strategis untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan memperteguh peran muballigh sebagai penggerak peradaban umat.
Dibuka pukul 08.00 WIB, Mubes IX menjadi sorotan berbagai komponen masyarakat keummatan, termasuk organisasi keislaman, tokoh-tokoh ulama, hingga institusi dakwah lokal dan regional. Fokus utama forum ini adalah pemilihan Ketua PMB yang baru — sosok yang diharapkan mampu menjadi lokomotif dakwah yang adaptif, kolaboratif, dan visioner dalam menghadapi dinamika sosial keumatan masa kini.
Menjelang hari pelaksanaan, panitia yang berada di bawah koordinasi BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia) Kota Batam terus memantapkan persiapan di berbagai lini. Konsolidasi terakhir digelar pada Jumat malam, 29 Agustus 2025, bertempat di Masjid Al-Barkah Baloi Persero. Dihadiri mayoritas anggota panitia, rapat ini berlangsung selepas salat Isya dalam suasana serius namun hangat — menandai semangat kolektif untuk menyukseskan acara berskala besar ini.
Rapat finalisasi tersebut membahas detail teknis seperti logistik, keamanan, konsumsi, hingga dokumentasi acara. Dalam undangan resmi yang ditandatangani oleh Ketua Panitia, Dukhroini Ali, dan Sekretaris Zaini Cholis, ditegaskan bahwa Mubes IX bukan sekadar agenda rutin organisasi, melainkan tonggak sejarah yang menentukan arah gerak dakwah dan kebersamaan umat di Batam. “Kami mengajak seluruh panitia untuk memberikan kontribusi terbaik. Ini adalah amanah besar untuk kebaikan umat,” demikian bunyi kutipan dalam undangan tersebut.
Walaupun terdapat beberapa panitia yang berhalangan hadir, semangat musyawarah tetap terasa kuat. Diskusi berjalan produktif, dengan selingan tawa dan keakraban yang mencerminkan soliditas tim. Rapat ini menjadi penanda bahwa penyelenggaraan Mubes IX sudah berada pada tahap kesiapan akhir.
Panitia optimis bahwa Mubes kali ini akan menghasilkan pemimpin yang tidak hanya memiliki legitimasi dan kompetensi, tetapi juga daya jelajah pemikiran dan keberanian bertindak di tengah tantangan zaman. Dalam konteks sosial yang terus berubah, muballigh dituntut untuk menjadi pionir perubahan sosial yang solutif dan moderat — bukan hanya pengkhotbah, tetapi juga pengayom dan penjaga harmoni umat.
Lebih dari itu, Mubes IX diharapkan menjadi ruang lahirnya gagasan-gagasan strategis dalam memperkuat posisi muballigh sebagai agen transformasi sosial dan peneguh ukhuwah dalam kebinekaan. Suara dan harapan para peserta pun mengalir kepada pemerintah daerah dan bahkan Presiden RI, agar peran para dai dan pendakwah semakin mendapat dukungan moral serta pengakuan dalam pembangunan karakter bangsa.
Dengan fondasi niat yang tulus dan semangat kebersamaan, panitia menegaskan komitmennya untuk menjadikan Mubes IX Persatuan Muballigh Batam sebagai peristiwa monumental yang tak hanya mencetak pemimpin baru, tetapi juga menghidupkan kembali semangat dakwah yang progresif, inklusif, dan berorientasi pada kemaslahatan umat secara luas.
(Laporan: Nursalim Turatea)


